Sejarah Alat Musik Kolintang
Sejarah Dan Perkembangan Kolintang
Konon menurut sejarah, alat musik Kolintang sudah eksis sejak zaman hulu serta dimanfaatkan masyarakat untuk upacara ritual adat yang berhubungan dengan pemujaan roh leluhur. Sejak masuknya agama Kristen dan Islam di tanah Minahasa, Kolintang tidak lagi difungsikan sebagai pengiring upacara adat, namun lebih difungsikan sebagai pengiring tarian, pengiring lagu, atau pertunjukan musik.
Alat musik Kolintang awalnya hanya terdiri dari beberapa potong kayu yang diletakan dan disusun berjejer diatas kedua kaki pemainnya. Kemudian dikembangkan menggunakan alas yang terbuat dari dua batang pisang. Kolintang mulai menggunakan peti resonator sejak Pangeran Diponegoro berada di Minahasa. Konon pada saat itu peralatan Gamelan juga dibawa oleh rombongannya. Sesudah perang dunia ke 2, alat musik Kolintang mulai dikembangkan lagi dari segi nada yang dihasilkan lebih mengarah ke susunan nada musik universal.
Bentuk Alat Musik Kolintang
Alat musik Kolintang merupakan
jenis alat musik tradisional terbuat dari kayu yang dipotong sesuai
dengan ukuran dan disusun diatas alas kayu yang berfungsi sebagai
resonator. Kayu yang digunakan untuk balok Kolintang biasanya terbuat
dari kayu khusus yang agak ringan tapi cukup padat dan serat kayunya
tersusun sedemikian rupa membentuk garis-garis sejajar. Kayu yang
digunakan biasanya merupakan kayu telur, bandaran, wenang, kakinik dan
kayu sejenisnya.
Jenis Alat Musik Kolintang
Pada saat ini alat musik Kolintang terbagi menjadi beberapa jenis yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut terlihat dari suara yang dihasilkannya. Jenis alat musik Kolintang terdiri dari 9 jenis, yaitu : loway (bass), cella(cello), karua (tenor 1), karua rua (tenor 2), uner (alto 1), uner rua (alto 2), katelu (ukulele), ina esa (melodi 1), ina rua (melodi 2) dan ina taweng (melodi 3).
Cara memainkan Alat Musik Kolintang
Cara memainkan alat musik kolinang adalah dengan cara dipukul menggunakan stik khusus. Agar suara yang dihasilkan terdengar bagus maka di unjung stik biasanya diberi bantalan kain, seperti halnya alat pukul musik Gamelan. Stik yang digunakan tersebut biasanya terdiri dari tiga stick yang diberi nomor tersendiri.
Stik nomer satu biasnya digunakan di tangan kiri, sedangkan nomer dua dan tiga dipegang di tangan kanan. Khusus untuk stik dua dan tiga biasanya dipasang di sela-sela jari sesuai dengan akor yang dimainkan.
Setelah membahas salah satu alat musik tradisional diatas, kami juga memproduksi karpet masjid, dengan kualitas terbaik dan harga terjangkau. Karpet Masjid Terbaik dengan ketebalan, dan kemembutan yang pas sehingga nyaman saat diguakan untuk sholat. Jika ingin mengetahui lebih lanjut, kunjungi web kami www.juragankarpet.com
Sumber:
http://www.artikelmateri.com/2017/07/kolintang-sejarah-asal-bentuk-gambar-cara-memainkan-fungsi.html
alatmusiktradisionalkolintang.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar